Dalam rangka menyambut hari Pattimura yang jatuh pada hari ini 15 Mei, saya ingin menulis tentang Museum Maluku yang ada di Utrecht Netherlands.
Mungkin kalian pada bertanya kenapa saya tidak menulis tentang sosok Pattimura saja? Jawabannya simple, sudah banyak teman-teman saya yang menulis tentang pattimura hari ini dan menurut saya tulisan-tulisan mereka sudah sangat jelas dan bisa menggambarkan sosok Pattimura yang sebenarnya. Terus, pertanyaan berikutnya mungkin bagimana kalian bisa mengakses tulisan teman-teman saya tsb? Ini dia ada alamat twitter salah seorang teman yang cukup jelas memberikan deskripsi tentang Pattimura dan perjuangannya dimasa penjajahan dulu (@iphankdewe). Silakah di akses kalau berminat :)
~~~~~~~~~~~
Okeh, pada umumnya museum yang merepresentasikan suatu daerah tertentu di dirikan di daerah yang bersangkutan (saya mengeneralisasikan koq hehe), namun yang menarik kali ini adalah Museum Maluku yang di dirikan di negara lain which is Netherlands (Belanda), seperti yang kita semua ketahui (hopefully) kalau Maluku adalah salah satu provinsi yang berada di timur Indonesia. Tapi koq bisa Museumnya di dirikan di Holland? apa yang membuat Maluku begitu special sampai-sampai bisa memiliki museum sendiri di negara lain? Hmmm, selama ini dalam pelajaran sejarah dulu sewaktu kita duduk di bangku SD sampai SMA sering didiskusikan kalau Belanda dan Maluku memiliki hubungan yang cukup romantis, dikarenakan Maluku adalah basis Belanda dalam masa penjajahan untuk wilayah Indonesia bagian timur. Tapi apakah hanya karena romantisme masa lalu ini, Museum Maluku boleh di didirikan di negara kincir angin ini?
Jawabannya tentu saja tidak, ketika Indonesia merdeka sekitar tahun 1945 dulu tidak semua warga Maluku ingin bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena beberapa alasan seperti perbedaan agama dengan mayoritas daerah lainnya di Indonesia dan juga privilege (Hak Istimewa) yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada warga Maluku yang membuat mereka merasa lebih baik dibandingkan bangsa lainnya yang ingin bergabung dengan Indonesia pada saat itu. Hal inilah yang membuat ada beberapa generasi Maluku yang memilih untuk pindah ke Belanda dan melanjutkan perjuangan mereka disana. Inilah alasan Museum Maluku berdiri di negeri kincir angin ini, karena cukup banyak juga warga keturunan Maluku yang berdomisili di sana. Disamping itu, dari hasil diskusi saya dengan orang-orang Maluku yang ada di Utrecht, Museum ini juga merupakan salah satu hadiah yang di berikan oleh pemerintah Belanda yang gagal memenuhi janji mereka di masa lalu untuk membantu perjuaangan orang-orang Maluku yang kecewa dengan bersatunya Maluku dengan Indonesia (Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa mengakses buku-buku sejarah tentang Maluku di KITLV Indonesia, silahkan di Google linknya :D)
Pertama kali masuk ke dalam museum ini, saya benar-benar terpesona, karena sebagai anak Maluku yang sedang berada jauh dari rumah ketika itu, mengunjungi museum ini sedikit mengobati rasa rindu saya hehe.... Suguhan lainya yang cukup eyes catching ketika pertama kali berkunjung ke museum ini adalah dua buah jam dinding besar yang menunjukkan perbedaan waktu antara Utrecht dan Maluku :)