Hari ini saya sadar betapa kecilnya saya sebagai
seorang manusia. Saya bukan apa-apa....meskipun saya sudah menyelesaikan studi
sampai ke tingkat master jauh sampai ke negara orang, saya merasa saya tidak
lebih baik dari orang yang hanya menamatkan sekolah mereka pada level sekolah
dasar (SD) ataupun sekolah menengah (SMP).
Mata dan telinga saya terbuka lebar-lebar ketika
hari ini saya bertemu dengan berbagai macam manusia-manusia hebat dari kawasan
timur Indonesia yang berani bekerja untuk kemanusian tidak dengan menggunakan
otak melainkan hati nurani mereka. Tidak banyak orang-orang seperti ini di
zaman sekarang ketika uang dan materi menjadi prioritas utama sehingga hal-hal
lain seperti kelestarian lingkungan, toleransi, kehidupan damai antar umat
beragama, suku dan ras tidak lah lagi menjadi hal yang penting. Manusia-manusia
ini dihidupkan Tuhan untuk menyadarkan saya, untuk membuka hati dan pikiran
saya, untuk membuat saya malu dan berkaca tentang apa saja yang sudah pernah
saya perbuat sebagai seorang manusia dalam hal kebaikan diatas bumi ini?
Mungkin saya terkesan sangat mendramatisir, namun
inilah yang saya rasakan...saya bangga dan salut terhadap orang-orang ini
:)
Mungkin sebelum menceritakan lebih lanjut tentang
kegiatan-kegiatan inspiratif yang sudah membuka mata hati dan pikiran saya, ada
baiknya untuk saya sedikit membahas tentang forum kawasan timur Indonesia dan
Yayasan BakTi.
Forum kawasan timur Indonesia adalah forum yang
diadakan untuk mengembangkan dan mendiskusikan ide-ide kreatif yang bisa
digunakan untuk memajukan kawasan Indonesia bagian timur, mengingat
dibandingankan dengan kawasan Indonesia bagian barat, kawasan timur masih jauh
tertinggal. Forum ini difasilitasi oleh yayasan BakTi (Bursa Pengetahuan
Kawasan Timur Indonesia) dan sudah di selenggarakan selama enam kali di
beberapa kota di timur Indonesia seperti Makassar, Ambon, dan Palu. Kebetulan
forum ke-enam yang sedang saya ikuti ini diadakan di Palu kota lembah yang
berada di jantung pulau Sulawesi.
FKTI berusaha untuk menampilkan praktik-praktik
cerdas yang dilakukan oleh para inovator, inisiator dan inspirator yang ada di
kawasan timur Indonesia. Kali ini saya akan membahas beberapa kisah menarik
yang tidak boleh terlewatkan begitu saja.
Pertama tentang kisah pelestarian lingkungan di
Kabupaten Selayar, provinsi Sulawesi Selatan. Kisah pelestarian lingkungan di
desa ini menarik bagi saya karena pemerintah daerah setempat begitu aktif
berperan untuk mengubah pola pikir (mindset) masyarakat sekitar tentang bahaya
penggunaan alat-alat kimia yang bersifat merusak seperti bom ketika sedang
menangkap ikan. Pada awalnya masyarakat hanya memikirkan kuantitas ikan yang
mereka dapat ketika berlayar tanpa memperdulikan kelestarian bawah laut, namun
pemerintah daerah kabupaten Selayar mampun menyadarkan mereka bahawa apa yang
mereka lakukan sangatlah berbahaya bagi ikan-ikan maupun terumbu karang yang
ada di dasar laut dan juga kehidupan mereka. Pemerintah daerah Kabupaten
Selayaran pun menawarkan alternative lain mata pencaharian bagi masyarakat di
Kabupaten ini yaitu budidaya Keramba.
Dengan ini, masyarakat di kabupaten Selayaran tidak hanya mendapatkan mata
pencaharian baru namun juga bisa melindungi alam laut kabupaten Selayar dengan
baik.
Hal menarik kedua yang ingin saya angkat adalah
tentang kisah seorang Ibu yang bernama Saidah dari Kabupaten Buton yang
meskipun memiliki tubuh kecil dan mungil namun berani mengambil sikap. Ibu
Saidah mencoba melestarikan laut dengan mendeklarasikan perang terhadap
mereka-mereka yang menangkap ikan dengan menggunakan Bom. Bagi Ibu Saidah laut
adalah hidupnya, ia lahir dan besar di daerah pesisir di Kabupaten Buton. Ibu
Saidah berpikir, jika laut sebagai bagian rumahnya dirusak maka kehidupan Ibu
Saidah dan orang-orang disekitarnya pun akan ikut rusak. Oleh karena itu, Ibu
Saidah tidak perduli dengan apa pun konsekwensi yang akan ia dapatkan ketika
bersikap berani seperti ini.
Ketika Ibu Saidah berbicara tentang kegiatan
sehari-harinya, saya melihat semangat yang berapi-api yang tidak bisa begitu
saja di padamkan. Ibu Saidah akan terus berjuang untuk melestarikan laut
disekitar tempat tinggalnya.
Kisah terakhir yang sangat menginspiratif adalah
tentang seorang pak Herry Wijaya yang inging menjadikan masyarakat Papua
sebagai pebisnis-pebisnis handal. Kalau dilihat sepintas mata pak Herry tidak
terlihat seperti orang Papua, namun jika kita mendengar visi dan misi pak Herry
untuk Papua dimasa depan, saya bisa melihat kalau jiwa dan hati pak Herry
sangat mencintai Papua. Pak herry mencoba menawarkan bagimana cara berbisnis
yang baik untuk masyarakat Papua dengan menidirkan Papuapreneur. Disamping itu, pak Herry juga melihat peluang lain
untuk mempersatukan masyarakat Papua yang terdiri dari berbagai macam suku dan
bahasa yaitu sepak bola. Pak Herry mengerti kalau sepak bola adalah salah satu
cabang olah raga yang sangat dgemari oleh para pemuda papua dan dalam sepak
bola mereka bisa berbaur bersatu menjadi tim yang kuat. Tidak hanya itu, pak
Herry pung menginisiasikan pertandingan antara klub bentukannya dengan klub
sepakbola yang ada di Singapura pada Oktober mendatang.
Saya berharap dengan diadakannya forum ini kawasan
timur Indonesia bisa menjadi lebih maju dan menjadi masa depan Indonesia.
Semoga Indoneia timur bisa lebih maju,,,
ReplyDeleteTerima kasih Ka Ila sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menulis tentang kebutuhan masyarakat Indonesia timur yang mungkin saja negara juga mememikirkannya namun tidak memprioritaskannya.
ReplyDeleteDari kota tual/maluku tenggra
beta ucapkan salam kasih sayang
semoga Ka Ila selalu dalam lindungan Allah SWT