Tuesday 25 September 2012

Forum Kawasan TImur Indonesia VI


Hari ini saya sadar betapa kecilnya saya sebagai seorang manusia. Saya bukan apa-apa....meskipun saya sudah menyelesaikan studi sampai ke tingkat master jauh sampai ke negara orang, saya merasa saya tidak lebih baik dari orang yang hanya menamatkan sekolah mereka pada level sekolah dasar (SD) ataupun sekolah menengah (SMP). 

Mata dan telinga saya terbuka lebar-lebar ketika hari ini saya bertemu dengan berbagai macam manusia-manusia hebat dari kawasan timur Indonesia yang berani bekerja untuk kemanusian tidak dengan menggunakan otak melainkan hati nurani mereka. Tidak banyak orang-orang seperti ini di zaman sekarang ketika uang dan materi menjadi prioritas utama sehingga hal-hal lain seperti kelestarian lingkungan, toleransi, kehidupan damai antar umat beragama, suku dan ras tidak lah lagi menjadi hal yang penting. Manusia-manusia ini dihidupkan Tuhan untuk menyadarkan saya, untuk membuka hati dan pikiran saya, untuk membuat saya malu dan berkaca tentang apa saja yang sudah pernah saya perbuat sebagai seorang manusia dalam hal kebaikan diatas bumi ini? 


Mungkin saya terkesan sangat mendramatisir, namun inilah yang saya rasakan...saya bangga dan salut terhadap orang-orang ini :) 

Mungkin sebelum menceritakan lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatan inspiratif yang sudah membuka mata hati dan pikiran saya, ada baiknya untuk saya sedikit membahas tentang forum kawasan timur Indonesia dan Yayasan BakTi. 

Forum kawasan timur Indonesia adalah forum yang diadakan untuk mengembangkan dan mendiskusikan ide-ide kreatif yang bisa digunakan untuk memajukan kawasan Indonesia bagian timur, mengingat dibandingankan dengan kawasan Indonesia bagian barat, kawasan timur masih jauh tertinggal. Forum ini difasilitasi oleh yayasan BakTi (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) dan sudah di selenggarakan selama enam kali di beberapa kota di timur Indonesia seperti Makassar, Ambon, dan Palu. Kebetulan forum ke-enam yang sedang saya ikuti ini diadakan di Palu kota lembah yang berada di jantung pulau Sulawesi. 

FKTI berusaha untuk menampilkan praktik-praktik cerdas yang dilakukan oleh para inovator, inisiator dan inspirator yang ada di kawasan timur Indonesia. Kali ini saya akan membahas beberapa kisah menarik yang tidak boleh terlewatkan begitu saja. 

Pertama tentang kisah pelestarian lingkungan di Kabupaten Selayar, provinsi Sulawesi Selatan. Kisah pelestarian lingkungan di desa ini menarik bagi saya karena pemerintah daerah setempat begitu aktif berperan untuk mengubah pola pikir (mindset) masyarakat sekitar tentang bahaya penggunaan alat-alat kimia yang bersifat merusak seperti bom ketika sedang menangkap ikan. Pada awalnya masyarakat hanya memikirkan kuantitas ikan yang mereka dapat ketika berlayar tanpa memperdulikan kelestarian bawah laut, namun pemerintah daerah kabupaten Selayar mampun menyadarkan mereka bahawa apa yang mereka lakukan sangatlah berbahaya bagi ikan-ikan maupun terumbu karang yang ada di dasar laut dan juga kehidupan mereka. Pemerintah daerah Kabupaten Selayaran pun menawarkan alternative lain mata pencaharian bagi masyarakat di Kabupaten ini yaitu budidaya Keramba. Dengan ini, masyarakat di kabupaten Selayaran tidak hanya mendapatkan mata pencaharian baru namun juga bisa melindungi alam laut kabupaten Selayar dengan baik.

Hal menarik kedua yang ingin saya angkat adalah tentang kisah seorang Ibu yang bernama Saidah dari Kabupaten Buton yang meskipun memiliki tubuh kecil dan mungil namun berani mengambil sikap. Ibu Saidah mencoba melestarikan laut dengan mendeklarasikan perang terhadap mereka-mereka yang menangkap ikan dengan menggunakan Bom. Bagi Ibu Saidah laut adalah hidupnya, ia lahir dan besar di daerah pesisir di Kabupaten Buton. Ibu Saidah berpikir, jika laut sebagai bagian rumahnya dirusak maka kehidupan Ibu Saidah dan orang-orang disekitarnya pun akan ikut rusak. Oleh karena itu, Ibu Saidah tidak perduli dengan apa pun konsekwensi yang akan ia dapatkan ketika bersikap berani seperti ini.


Ketika Ibu Saidah berbicara tentang kegiatan sehari-harinya, saya melihat semangat yang berapi-api yang tidak bisa begitu saja di padamkan. Ibu Saidah akan terus berjuang untuk melestarikan laut disekitar tempat tinggalnya.


Kisah terakhir yang sangat menginspiratif adalah tentang seorang pak Herry Wijaya yang inging menjadikan masyarakat Papua sebagai pebisnis-pebisnis handal. Kalau dilihat sepintas mata pak Herry tidak terlihat seperti orang Papua, namun jika kita mendengar visi dan misi pak Herry untuk Papua dimasa depan, saya bisa melihat kalau jiwa dan hati pak Herry sangat mencintai Papua. Pak herry mencoba menawarkan bagimana cara berbisnis yang baik untuk masyarakat Papua dengan menidirkan Papuapreneur. Disamping itu, pak Herry juga melihat peluang lain untuk mempersatukan masyarakat Papua yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa yaitu sepak bola. Pak Herry mengerti kalau sepak bola adalah salah satu cabang olah raga yang sangat dgemari oleh para pemuda papua dan dalam sepak bola mereka bisa berbaur bersatu menjadi tim yang kuat. Tidak hanya itu, pak Herry pung menginisiasikan pertandingan antara klub bentukannya dengan klub sepakbola yang ada di Singapura pada Oktober mendatang.  

Saya berharap dengan diadakannya forum ini kawasan timur Indonesia bisa menjadi lebih maju dan menjadi masa depan Indonesia.

2 comments:

  1. Semoga Indoneia timur bisa lebih maju,,,

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Ka Ila sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menulis tentang kebutuhan masyarakat Indonesia timur yang mungkin saja negara juga mememikirkannya namun tidak memprioritaskannya.

    Dari kota tual/maluku tenggra
    beta ucapkan salam kasih sayang
    semoga Ka Ila selalu dalam lindungan Allah SWT

    ReplyDelete